Tampilkan postingan dengan label Jaringan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jaringan. Tampilkan semua postingan

06 Juni 2009

Daftar Siaran Televisi, Symbol Rate dan Frekuensi

Terkadang ketika kita menggunakan parabola untuk menyaksikan siaran langsung pertandingan sepakbola piala dunia terkadang terjadi pemblokiran pada siaran televisi lokal, hal ini karena komersialisasi siaran, disini beberapa stasiun yang ada di satelit yang kerap menyiarkan Euro 2004 (baik secara langsung seperti RCTI maupun ulasan dan berbagai pertandingan lainnya) antara lain adalah:
TV3-Malaysia Satelit Measat-1 (91,5BT) Frekuensi 4147-H Symbol Rate 7030, Dubai & Euro Sports Satelit Asiasat-2 (100,5BT) Frekuensi 4020-V Symbol Rate 27500,
Starsport Asia Satelit Asiasat-3s (105,5BT) Frekuensi 3920-H Symbol Rate26850, DD Sports Satelit Panamsat-10 (68,5BT) Frekuensi 4034-V Symbol Rate 19559. (BW)
1. Nama Satelit : NSS-703, Posisi : 57° BT
BBC World (Inggris) & Sky News (Amerika) Frekuensi : 3.843 MHz Symbol-rate : 22.520 KHz
WorldNet (Internasional) Frekuensi : 4.055 MHz Symbol-rate : 20.395 KHz
2. Satelit : Intelsat-706, Posisi : 66° BT
Sky News (Amerika) Frekuensi : 3.805 MHz Symbol-rate : 29.000 KHz
CNBC (Asia) Frekuensi : 3.924 MHz Symbol-rate : 6.000 KHz
TV5, RF1 & Globecast (Perancis) Frekuensi : 4.055 MHz Symbol-rate : 27.500 KHz
3. Nama Satelit : Panamsat-10, Posisi : 68,5° BT
NHK World News (Jepang) Frekuensi : 3.730 MHz Symbol-rate : 26.470 KHz
4. Nama Satelit : Thaicom-2, Posisi : 78,5° BT
PTV-1 & PTV-2 (Pakistan) Frekuensi : 3.420 MHz Symbol-rate : 3.332 KHz
PTV-Service (Pakistan) Frekuensi : 3.517 MHz Symbol-rate : 3.333 KHz
Bloomberg (Internasional) Frekuensi : 3.585 MHz Symbol-rate : 26.667 KHz
5. Nama Satelit : Asiasat-2, Posisi : 100,5° BT
Saudi Channel, Dubai & MTA (Arab Saudi) Frekuensi : 3.660 MHz Symbol-rate : 27.500 KHz
WorldNet (Internasional) Frekuensi : 3.765 MHz Symbol-rate : 6.100 KHz
Reuters-TV (Inggris) Frekuensi : 3.774 MHz Symbol-rate : 5.632 KHz
Globecast (Internasional) Frekuensi : 3.786 MHz Symbol-rate : 5.632 KHz
Reuters-TV (Inggris) Frekuensi : 3.907 MHz Symbol-rate : 5.632 KHz
RAI-Int, TVE, TV5, RTp, DWtv & RDP Frekuensi : 4.000 MHz Symbol-rate : 28.125 KHz
6. Nama Satelit : Asiasat-3s, Posisi : 105,5° BT
FoxNews (Amerika) Frekuensi : 3.980 MHz Symbol-rate : 28.100 KHz
7. Nama Satelit : Telkom-1, Posisi : 108° BT
CNBC (Asia) Frekuensi : 3.620 MHz Symbol-rate : 20.000 KHz
8. Nama Satelit : Palapa C-2, Posisi : 113° BT
Metro-TV (Indonesia) Frekuensi : 3.880 MHz Symbol-rate : 28.125 KHz
CNA & CNBC (Asia) Frekuensi : 4.071 MHz Symbol-rate : 14.060 KHz
9. Nama Satelit : Agila-2, Posisi : 146° BT
Net-25 (Philipina) Frekuensi : 3.865 MHz Symbol-rate : 2.344 KHz
10. Nama Satelit : Panamsat-8, Posisi : 166° BT
CNN-fn (Internasional) Frekuensi : 3.780 MHz Symbol-rate : 25.000 KHz
CNBC (Asia, Australia, India & Hongkong) Frekuensi : 3.900 MHz Symbol-rate : 27.500 KHz
ABC & Fox-News (Amerika) Frekuensi : 3.945MHz Symbol-rate : 27.682 KHz
NHK (Jepang) Frekuensi: 4.060 MHz Symbol-rate : 26.470 KHz
11. Nama Satelit : Panamsat-2, Posisi : 169° BT
BBC-World (Inggris) Frekuensi : 3.743 MHz Symbol-rate : 21.800 KHz
News Feed : CBS, ABC & Fox (Amerika) Frekuensi : 3.798 MHz Symbol-rate : 27.470 KHz
Al-Jazeera (Qatar), Antena-TV & RAI Frekuensi : 3.836 MHz Symbol-rate : 13..330 KHz
Al-Jazeera (Qatar), BBC, Bloomberg & Fox Frekuensi : 3.901 MHz Symbol-rate : 30.800 KHz
12. News Feed : CBS, ABC & Fox (Amerika) Frekuensi : 3.990 MHz Symbol-rate : 26.470 KHz

1. Nama Satelit : NSS-703, Posisi : 57 BT
- BBC World (Inggris) & Sky News (Amerika) Frekuensi : 3.843 MHz Symbol-rate : 22.520 KHz
- WorldNet (Internasional) Frekuensi : 4.055 MHz Symbol-rate : 20.395 KHz

2. Nama Satelit : Intelsat-706, Posisi : 66 BT
- Sky News (Amerika) Frekuensi : 3.805 MHz Symbol-rate : 29.000 KHz
- CNBC (Asia) Frekuensi : 3.924 MHz Symbol-rate : 6.000 KHz
- TV5, RF1 & Globecast (Perancis) Frekuensi : 4.055 MHz Symbol-rate : 27.500 KHz

3. Nama Satelit : Panamsat-10, Posisi : 68,5 BT
- NHK World News (Jepang) Frekuensi : 3.730 MHz Symbol-rate : 26.470 KHz

4. Nama Satelit : Thaicom-2, Posisi : 78,5 BT
- PTV-1 & PTV-2 (Pakistan) Frekuensi : 3.420 MHz Symbol-rate : 3.332 KHz
- PTV-Service (Pakistan) Frekuensi : 3.517 MHz Symbol-rate : 3.333 KHz
- Bloomberg (Internasional) Frekuensi : 3.585 MHz Symbol-rate : 26.667 KHz

5. Nama Satelit : Asiasat-2, Posisi : 100,5 BT
- Saudi Channel, Dubai & MTA (Arab Saudi) Frekuensi : 3.660 MHz Symbol-rate : 27.500 KHz
- WorldNet (Internasional) Frekuensi : 3.765 MHz Symbol-rate : 6.100 KHz
- Reuters-TV (Inggris) Frekuensi : 3.774 MHz Symbol-rate : 5.632 KHz
- Globecast (Internasional) Frekuensi : 3.786 MHz Symbol-rate : 5.632 KHz
- Reuters-TV (Inggris) Frekuensi : 3.907 MHz Symbol-rate : 5.632 KHz
- RAI-Int, TVE, TV5, RTp, DWtv & RDP Frekuensi : 4.000 MHz Symbol-rate : 28.125 KHz

6. Nama Satelit : Asiasat-3s, Posisi : 105,5 BT
- FoxNews (Amerika) Frekuensi : 3.980 MHz Symbol-rate : 28.100 KHz

7. Nama Satelit : Telkom-1, Posisi : 108 BT
- CNBC (Asia) Frekuensi : 3.620 MHz Symbol-rate : 20.000 KHz

8. Nama Satelit : Palapa C-2, Posisi : 113 BT
- Metro-TV (Indonesia) Frekuensi : 3.880 MHz Symbol-rate : 28.125 KHz
- CNA & CNBC (Asia) Frekuensi : 4.071 MHz Symbol-rate : 14.060 KHz

9. Nama Satelit : Agila-2, Posisi : 146 BT
- Net-25 (Philipina) Frekuensi : 3.865 MHz Symbol-rate : 2.344 KHz

10. Nama Satelit : Panamsat-8, Posisi : 166 BT
- CNN-fn (Internasional) Frekuensi : 3.780 MHz Symbol-rate : 25.000 KHz
- CNBC (Asia, Australia, India & Hongkong) Frekuensi : 3.900 MHz Symbol-rate : 27.500 KHz
- ABC & Fox-News (Amerika) Frekuensi : 3.945MHz Symbol-rate : 27.682 KHz
- NHK (Jepang) Frekuensi : 4.060 MHz Symbol-rate : 26.470 KHz

11. Nama Satelit : Panamsat-2, Posisi : 169 BT
- BBC-World (Inggris) Frekuensi : 3.743 MHz Symbol-rate : 21.800 KHz
- News Feed : CBS, ABC & Fox (Amerika) Frekuensi : 3.798 MHz Symbol-rate : 27.470 KHz
- Al-Jazeera (Qatar), Antena-TV & RAI Frekuensi : 3.836 MHz Symbol-rate : 13.330 KHz
- Al-Jazeera (Qatar), BBC, Bloomberg & Fox Frekuensi : 3.901 MHz Symbol-rate : 30.800 KHz
- News Feed : CBS, ABC & Fox (Amerika) Frekuensi : 3.990 MHz Symbol-rate : 26.470 KHz

MQTV dapat diakses melalui antena parabola dengan arah ke satelit Palapa-C2 secara tepat di 113' E (bujur timur). Sedangkan setting receiver dengan parameter sebagai berikut ; Radio Frequency 4080 MHz; L-Band 1070 MHz; Symbol Rate 28.125 MSPS; Forward Error Correction: 3/4; Modulasi QPSK. Apabila receiver sudah lock maka otomatis akan muncul channel video dari GlobalTV, ini berarti receiver pemirsa berada di channel-1. Untuk menangkap siaran MQTV maka harus dirubah channel-nya dari channel-1 ke channel-6 dengan cara menekan tanda panah yang arah ke atas sampai didapat channel-6 atau muncul tulisan MQTV. Kemudian tekan enter, maka pemirsa akan mendapatkan siaran MQTV

TVRI KALBAR yang dapat diakses melalui ... Pol: Horizontal, Frekuensi: 3793, Simbol Rate: 3000 FEC 3/4, Audio: Mono R)

siaran lokal TVRI Kalbar juga dapat diterima melalui antena parabola menggunakan Satelit Telkom 1 dengan frekwensi: 3989, symbol rate: 6000 dan FEC: ¾

Sejak 28 Maret 2007 TV Anak Space Toon juga dapat disaksikan melalui Satelit Palapa C-2 dengan frekuensi 4080 Mhz dan symbol rate 28,125 msps.

SIARAN TELEVISI INDONESIA

DAFTAR FREKUENSI SATELIT PALAPA C2

SCTV 3757 SYMBOL RATE 4470 H

TV ONE 4055 SYMBOL RATE 5632 H

RCTI 3774 SYMBOL TARE 6520 H

METRO 4082 STMBOL RATE 28125 H

GLOBAL TV 4082 SYMBOL RATE 28125 H

SPECETOON 4082 SYMBOL RATE 28125 H

TPI 4185 SYMBOL RATE 6700 V

INDOSIAR 4075 SYMBOL RATE 6500 V

ANTV 4055 SYMBOL RATE 6510 V

BALI TV 3926 SYMBOL RATE 4208 H


DAFTAR FREKUENSI SATELIT TELKOM 1


TRANS TV 4085 SYMBOL RATE 6000 H

TRANS 7 3990 SYMBOL RATE 6000 H

TV SBY 4097 SYMBOL RATE 3125 H

METRO PAPUA 4092 SYMBOL RATE 3574 H

JAYA PURA TV 3799 SYMBOL RATE 3910 H

TVTL 3774 SYMBOL RATE 4285 H

TV E 3785 SYMBOL RATE 4000 H

TV E 3809 SYMBOL RATE 4000 H

TV UM 4005 SYMBOL RATE 3000 H

ACEH 4015 SYMBOL RATE 6000 H

3642 SYMBOL RATE 28000 H

TELKOM 3620 SYMBOL RATE 28000 H

[+/-] Selengkapnya...

05 April 2009

Standar dan Organisasi wireless LAN

Band Industrial Scientific Medical (iSM)
Ada tiga lisensi bebas keetapan band ISM FCC yang dapat digunakan yaitu band 900 MHz, 2.4 GHz,dan 5.8 GHz.

Band 900 MHz ISM
Band 900 MHz ISM memiliki range frekuensi dari 920 MHz hingga 928 MHz. Tepatnya band ini berada pada 915 MHz ± 13 MHz. Beberapa peralatan wireless masih menggunakan band 900 MHz seperti telepon rumah dan sistem kamera wireless. Organisasi yang menggunakan wireless LANs 900 MHz menemukan cara bahwa peralatan usang membutuhkan biaya yang mahal untuk digantikan perlu beberapa hardware yang tidak dapat difungsikan. Satu kartu frekuensi 900 MHz harus dibayar sebanyak $800 dan hanya boleh ditransmisikan dengan kecepatan hingga 1 Mbps. Jika dibandingkan, 802.11b memiliki kecepatan hingga 11 Mbps dan dijual dengan harga sekitar $100. Penemuan pendukung atau pengganti untuk unit 900 MHz yang telang usang hampir mustahil.

Band 2.4 GHz ISM
Band ini digunakan untuk seluruh 802.11, 802.11b dan 802.11g dan hingga sejauh ini paling banyak mendiami area dari tiga band yang dihadirkan dalam bab ini. Band 2.4 GHz ISM ini memiliki batas 2.4000 GHz dan 2.5000 GHz, hanya frekuensi 2.4000-2.4835 yang biasanya digunakan perangkat wireless LAN. Alasan yang mendasar unutk batasan ini karena FCC memiliki ketetapan daya output hanya untuk range frekuensi ini pada band 2.4 GHz ISM.

Band 5.8 GHz ISM
Band ini dapat disebut juga Band 5 GHz ISM. Band 5.8 GHz ISM memiliki batas antara 5.725 GHz dan 5.875 GHz dengan luas bandwidth sebesar 150 MHz. Band frekuensi ini tidak ditetapkan untuk penggunaan piranti wireless LAN. Band 5.8 GHz ISM tumpang tindih dengan band lisensi bebas yang lain, band upper UNII, yang akan menyebabkan kekacauan dengan frekuensi upper 5 GHz yang digunakan untuk wireless LAN.

Band Unlicensed National Information Infrastructure (UNII)
Band 5 Ghz UNII disusun atas tiga band lebar 100 MHz secara terpisah yang mana digunakan oleh 802.11a. Tiga band tersebut adalah lower band, middle band dan upper band. FCC mengamanatkan bahwa lower band digunakan dalam ruangan, middle band digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan dan upper band dialokasikan untuk penggunaan di luar ruangan.

Lower Band
Lower band ditempatkan pada 5.15 GHz dan 5.25 GHz dan ditetapkan oleh FCC memiliki daya output maksimum yaitu 50mW. Ketika diimplementasikan pada peralatan 802.11a, IEEE memiliki ketetapan 40 mW (80%) dari daya output maksimum untuk peralatan 802.11a yang digunakan pada lower band di dalam ruangan.

Middle Band
UNII middle band ditempatkan pada 5.25 GHz dan 5.35 GHz dan ditetapkan memiliki daya output sebesar 250 mW oleh FCC. Daya output yang ditetapkan oleh IEEE untuk UNII middle band adalah 200 mW. Batasan daya ini mengizinkan antar perangkat dalam ruangan atau di luar ruangan dan biasanya digunakan untuk lompatan yang pendek diluar ruangan antar gedung yang berdekatan. Dalam keadaan instalasi rumah-rumah, beberapa konfigurasi termasuk suatu link RF antara rumah dengan garasi, atau rumah dengan rumah tetangga.

Upper Band
Upper band dipesan untuk hubungan di luar ruangan dan dibatasi oleh FCC dengan daya output hingga 1 Watt (1000 mW). Band ini mengisi range frekuensi antara 5.725 GHz dan 5.825 GHz dan sering keliru dengan band ISM 5.8 GHz. IEEE menetapkan daya output maksimum bagi band ini sebesar 800 mW, dimana banyak sekali daya untuk pelaksanaanya di luar ruangan, kecuali untuk kampus besar atau hubungan RF jarak jauh. Peraturan daya output FCC menyelenggarakan aturan tertentu mengenai radiasi daya oleh unsur antena, tergantung pada apakah diimplementasikan pada suatu point-to-multipoint atau suatu point-to-point. Terminologi yang digunakan untuk daya rdiasi oleh antena adalah Equivalent Isotropically Radiated Power ( EIRP).

Point-to-Multipoint (PtMP)
Link PtMP mempunyai koneksi sentral point dan dua atau lebih koneksi non-sentral. Link PtMP secara khas diatur dikonfigurasi dalam suatu hub-n-spoke topologi. Koneksi sentral point mungkin atau tidak mungkin mempunyai suatu antena omnidirectional (suatu antena omnidirectional menghasilkan 360 derajat pancaran horizontal). Adalah penting sebagai catatan bahwa manakala suatu antena omnidirectional digunakan, FCC secara otomatis mempertimbangkan hubungan link PtMP. Mengenai susunan dari suatu link Ptmp, FCC membatasi EIRP untuk 4 Watts pada band 2.4 GHz ISM dan upper band 5 GHz UNII. Lagipula pengaturan batasan daya untuk radiator ( Alat transmisi sinyal RF) pada tiap band adalah 1 Watt. Jika transmisi peralatan wireless LAN dapat disesuaikan dengan daya output, sistem akan sesuai dengan kebutuhan pemakai. Seandainya transmisi radio pada 1 Watt (±30 dBm) dikoneksikan secara langsung pada antena omnidirectional 12 dBi. Total daya output pada antena adalah sekitar 16 Watt, yang mana nilai ini diatas batas 4 Watt. FCC menetapkan untuk masing-masing 3 dBi di atas awal antena dengan gain sebesar 6 dBi, daya pada intentional radiatir harus dikurangi 3 dB di bawah awal ±30 dBm. Sebagai contohnya, semenjak antena gain yaitu sebesar 12 dBi, daya pada intentional radiator harus dikurangi sebesar 6 dB. Pengurangan ini akan mengakibatkan suatu intentional radiator sebesar + 24 dBm ( 30 dBm– 6 dB), atau 250 mW dan suatu EIRP sebesar 36 dBm ( 24 dBm+ 12 dBi), atau 4 Watts. Dengan jelas aturan ini dapat menjadi mengacaukan, tetapi hasil akhir harus menunjukkan bahwa daya pada intentional radiator tidak pernah melebihi 1 Watt ( lihatlah Gambar 6.2), dan EIRP harus tidak pernah di atas 4 Watts untuk suatu hubungan PtMP.

Gambar 1. Tabel kompensasi Daya Point-to-Multipont
Point-to-Point
Link Ptp termasuk antena pemancar directional tunggal dan antena penerima directional tunggal. Hubungan ini termasuk tipe building-to-building atau link serupa dan harus mentaati aturan khusus. Ketika memasang suatu link PtP, batas daya 4 Watt nyaris menghilang menuju ke batas daya. Berkenaan dengan suatu link PtP, FCC mengamanatkan bahwa untuk tiap-tiap 3 dBi diatas awal penguatan antena sebesar 6dBi, daya pada intentional radiator harus dikurangi oleh 1 dB di bawah awal + 30 dBm.
Mempertimbangkanlah contoh yang sebelumnya kita gunakan nilai yang sama: 1 Watt (+ 30 dBm) pada intentional radiator dan suatu antena 12 dBi ( dalam hal ini antena yang digunakan adalah antena directional). Total daya output masih 16 Watts. Dalam contoh ini, sejak penguatan antena adalah 12 dBi, daya pada intentional radiator harus dikurangi sebesar 2 dB, seperti yang ditentang;kan untuk pengurangan 6 dB dalam contoh yang sebelumnya. Pengurangan ini akan menghasilkan suatu daya intentional radiator 28 dBm ( 30 dBm– 2 dB), atau sekitar 630 mW dan EIRP 40 dBm ( 28 dBm+ 12 dBi), atau 10 Watts. Dalam kasus link PtP, daya pada intentional radiator masih terbatas pada 1 Watt, tetapi batas dari EIRP meningkat dengan penguatan antena ( Gambar 6.3). Adalah sangat penting untuk membedakan dengan jelas antara aturan yang menentukan Ptp dan link wireless PtMP.

Gambar 1 Tabel kompensasi daya Point-to-Multipoint

Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE)
The Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) adalah pembuat standar untuk hal-hal yang berhubungan informasi teknologi di Amerika Serikat. IEEE membuat standar di dalam hukum yang diciptakan oleh FCC. IEEE banyak membuat standar teknologi seperti Public Key Cryptography (IEEE 1363), FireWire (IEEE 1394),
Ethernet (IEEE 802.3), and Wireless LANs (IEEE 802.11).

Ini adalah bagian dari tugas IEEE untuk mengembangkan standar untuk operasi wireless LAN dalam framework dari peraturan FCC dan regulasi. Berikut ini adalah empat standar utama IEEE untuk wireless LAN :
 802.11
 802.11b
 802.11a
 802.11g

IEEE 802.11
Standar 802.11 adalah standar pertama yang menguraikan penggunaan wireless LAN. Standar ini berisi semua teknologi transmisi termasul Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), Frquency hoping Spreaf Spectrum (FHSS) dan infrared.
Standar IEEE 802.11 menguraikan sistem DSS yang hanya beroperasi pada 1 Mbps dan 2Mbps. Jika sistem DSS beroperasi pada kecepatan data lain dengan baik, seperti 1 Mbps, 2Mbps dan 11 Mbps, sistem tersebut masih tetap menjadi sistem yang memenuhi standar. Jika, sistem beroperasi pada kecapatan selain 1 atau 2 Mbps, sungguhpun sistem tersebut adalah 802.11-memenuhi standar karena kemampuannya untuk bekerja pada 1& 2 Mbps.
IEEE 802.11 adalah salah satu dari dua standar yang menguraikan penggunaan frekuensi hoping pada sistem wireless LAN. Standar 802.11 menguraikan penggunaan sistem FHSS pada 1 dan 2 Mbps. Banyak sistem FHSS pada pasar dimana memperluas fungsinya dengan menawarkan mode yang beroperasi pada 3-10 Mbps, tetapi hanya sebagai DSSS. Jika sistem beroperasi pada kecepatan selain 1&2 Mbps, sistem tersebut tidak dapat diharapkan untuk komunikasi secara otomatis dengan selain perangkat 802.11. Produk 802.11 beroperasi dengan baik pada band 2.4 GHz ISM antara 2.4000 dan 2.4835 GHz. Infrared juga dicakup oleh 802.11 yang merupakan teknologi light-based dan tidak dapat dimasukkan pada band 2.4 GHz ISM.

IEEE 802.11b
Meskipun standar 802.11 telah sukses mengizinkan DSSS sebaik sistem FHSS, teknologi telah membuat perkembangan standar. Segera setelah persetujuan dan pengimplementasian dari 802.11, wireless LAN DSSS sedang mengubah kecepatan data hingga 11 Mbps. Tetapi, tanpa standar untuk memandu penggunaan dari beberapa peralatan akan dapat menjadi permasalahan dengan interoperabilitas dan implementasi. Banyak pabrik yang mengatasi kebanyakan permasalahan implementasi, jadi tugas IEEE adalah relatif mudah yaitu menciptakan suatu standard mengikuti penggunaan umum dari wireless LAN pada market/pasar.Hal tersebut bukanlah sesuatu yang luar biasa untuk standard yang mengikuti teknologi dengan cara ini, terutama sekali ketika teknologi meningkat dengan cepat. IEEE 802.11b, dikenal sebagai " High-Rate" dan Wi-Fi™, menetapkan sistem rangkaian direct ( DSSS) yang beroperasi pada 1, 2, 5.5 dan 11 Mbps.
Kecepatan data dari alat 802.11b adalah hasil dalam menggunakan suatu teknik pengkodean yang berbeda. Meskipun demikian sistem ini masih suatu sistem rangkaian direct/langsung, caranya chip dikodekan ( CCK dibanding Barker Kode) bersama dengan cara informasi yang dimodulasi ( QPSK pada 2, 5.5,& 11 Mbps dan BPSK pada 1 Mbps) mengijinkan suatu jumlah data yang lebih besar untuk ditransfer dalam batasan waktu yang sama. Produk. Produk 802.11b beroperasi hanya dalam band 2.4 GHZ ISM antara 2.4000 dan 2.4835 GHZ. pengkodean dan Modulasi akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 8 ( MAC& Phisycal Layer).

IEEE 802.11a
Standar 802.11a menguraikan tentang penggunaan peralatan wireless LAN pada band 5 GHz UNII. Penggunaan pada band UNII secara otomatis membuat peralatan 802.11a tidak kompatibel dengan peralatan lain yang sesuai dengan standar dari seri 802.11 yang lainnya. Alasan dari ketidakcocokan ini adalah sederhana : sistem yang menggunakan frekuensi 5 GHz tidak akan bisa berkomunikasi dengan sistem yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz.
Menggunakan band UNII, kebanyakan peralatan bisa mencapai kecepatan data sekitar 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48 dan 54 Mbps. Beberapa peralatan yang menggunakan band UNII memiliki kecepatan data sampai 108 Mbps dengan penggunaan teknologi seperti rate doubling. Kecepatan tertinggi dari peralatan ini menghasilkan teknologi terbaru yang tidak di tetapkan standar 802.11a. IEEE 802.11a menetapkan kecepatan data hanya 6, 12 dan 24 Mbps. Kecepatan data maksimum yang ditetapkan oleh standar 802.11a adalah 54 Mbps.

IEEE 802.11g
802.11g menyediakan kecepatan maksimum yang sama dengan 802.11a, yang menggabungkan kembali kecocokan peralatan 802.11b. Kecocokan ini akan membuat mutu wireless LAN meningkat yang sederhana dan murah. Sejak 802.11g merupakan teknologi baru, peralatan 802.11g waktu itu belum tersedia.
Penggunaan IEEE 802.11g ditetapkan pada band 2.4 GHz ISM. Untuk mencapai kecepatan data yang lebih tinggi ditemukan di dalam peralatan 802.11a, 802.11g menggunakan teknologi modulasi Orthogonal Division Frequency Multiplexing (OFDM). Alat ini dapat secara otomatis menombol ke modulasi QPSK dalam rangka untuk berkomunikasi dengan 802.11b yang lebih lambat- dan peralatan 802.11 yang cocok. Dengan semua keuntungan tersebut, pengguna 802.11g pada band 2.4 GHz yang penuh sesak bisa membuktikan kerugiannya.

Persaingan teknologi
Ada beberapa teknologi yang bersaing dengan standard 802.11. Ketika bisnis memerlukan perubahan dan teknologi berkembang, akan ada kelanjutan untuk menjadi standar baru yang diciptakan untuk mendukung pasar seperti halnya penemuan baru yang mengarah pada yang dipakai perusahaan. Teknologi wireless LAN lain yang digunakan pada saat ini yaitu :
 HomeRF
 Bluetooth
 Infrared
 OpenAir

HomeRF
HomeRF beroperasi pada 2.4 GHz dan menggunakan teknologi frekuensi hoping. Lompatan peralatan HomeRF yaitu sekitar 50 lompatan tiap detik-sekitar 5 hingga 20 kali lebih cepat daripada peralatan FHSS 802.11. Versi baru dari HomeRF yaitu menggunakan “wide band” baru peraturan frekuensi hoping yang disetujui oleh FCC dan merupakan versi pertama yang melakukannya. Mengingat peraturan tersebut, diterapkan setelah 08/31/00, yang termasuk :
 Maksimum untuk frekuensi carrier adalah 5 MHz
 Minimal 15 hop
 Maksimum daya output adalah 125 mW
Karena HomeRF mengijinkan suatu peningkatan diatas frekuensi carrier 1 Mhz dan fleksibilitas dalam penerapannya memerlukan kurang dari 75 hop/lompatan, orang mungkin berpikir band frekuensi hop tersebut akan populer diantara korporasi dan vendor-vendor. Bagaimanapun hal ini bukanlah suatu kasus. Sebagai keuntungan ketika menghasilkan kecepatan data 10 Mbps, tidak mengalahkan kerugian daya output 125 mW, dimana batas penggunaan band frekuensi hoping kira-kira pada rangr 150 feet. Hasil ini membatasi penggunaan peralatan wideband frekuensi hoping terutama pada lingkungan SOHO.
Unit HomeRF menggunakan protokol SWAP dimana protokol ini merupakan kombinasi dari CSMA (digunakan pada area jaringan lokal) dan TDMA (digunakan pada telepon selular). SWAP merupakan hybrid dari 802.11 dan standar DECT dan dikembangkan oleh HomeRF working group. Peralatan HomeRF merupakan satu-satunya alat yang sekarang ini mengikuti peraturan wideband frekuensi hoping.

Bluetooth
Bluetooth adalah teknologi frekuensi hoping lain yang beroperasi pada band 2.4 GHz ISM. Kecepatan hop dari peralatan bluetooth ini adalah sekitar 1600 hop tiap detik (sekitar 625µs kali). Tingginya kecepatan lompatan juga memberikan teknologi terbaik untuk noise spurious narrow band. Sistem bluetooth tidak dapat didesain untuk troughput yang tinggi tetapi cukup penggunaan yang sederhana, daya yang lebih kecil, dan cakupan yang pendek (WPANs). Konsep IEEE 802.15 yang baru untuk WPANs termasuk spesifikasi bluetooth.
Suatu kerugian utama penggunaan teknologi bluetooth adalah cenderung mengganggu jaringan 2.4 GHZ lain. Tingginya Kecepatan hop/lompatan bluetooth diatas keseluruhan dapat dipakai pada band 2.4 GHZ membuat sinyal bluetooth nampak untuk semua sistem lain sebagai noise all-band, atau all-band interfaces. Bluetooth juga mempengaruhi sistem FHSS yang lain. All-Band interfaces, mengganggu sinyal diatas frekwensi yang useable membuat sinyal utama tidak terpakai. Peralatan bluetooth beroperasi pada tiga kelas daya : 1 mW, 2.5 mW dan 100 mW. Pada saat ini ada beberapa implementasi dari peralatan bluetooth kelas 3 (100 mW), jadi range data tidak selalu tersedia; tetapi peralatan bluetooth kelas 2 (2.5 mW) memiliki maksimum range 10 meter (33 feet).

Infrared Data Association (IrDA)
IrDA bukanlah standar seperti bluetooth. Rangkaian standard Homerf, dan 802.11, sedangkan IrDA adalah suatu organisasi. Didirikan Pada bulan Juni 1993, IrDA adalah suatu organisasi member-funded dimana memiliki piagam adalah “ untuk menciptakan suatu interoperable, murah, low-power, halfduplex, standar interkoneksi data serial yang mendukung suatu model gedung tanpa lift point-to-point yang dapat menyesuaikan diri untuk suatu cakupan luas peralatan komputer.” Transmisi data Infrared dapat terlihat pada penggunaannya dalam kalkulator, pencetak, beberapa building-to-building dan jaringan komputer di luar ruangan, dan sekarang dikemudikan oleh komputer.

Infrared
Infrared adalah teknologi dengan dasar transmisi cahaya dan bukan spread spectrum-semua teknologi spread spectrum menggunakan RF radiasi. Alat-alat IR dapat mencapai angka maximum 4 Mbps di jarak dekat, tetapi sebagai teknologi cahaya dasar, sumber lain dari cahaya IR dapat campur dengan transmisi IR. Kecepatan data alat IR adalah sekitar 115 kbpsd, yang baik untuk menukar data antara alat-alat handheld. Keuntungan penting jaringan IR yaitu tidak mengganggu jaringan RF spread Spectrum. Untuk alasan ini, ada 2 pelengkap dan dapat dengan mudah digunakan bersama.

Keamanan
Keamanan peralatan IR yang sempurna memiliki dua alasan utama. Pertama, IR tidak bisa menempuh pada kekuatan yang rendah (maksimum 2 mW) dan detik/second, suatu hacker harus secara langsung menginterupsi pancaran dalam rangka mengakses gain pada informasi yang sedang ditransfer. Jaringan single room yang memerlukan konektivitas wireless harus memberikan keamanan dari jaringan IR. Dengan PDAS dan laptop, IR digunakan untuk hubungan point-to-point pada cakupan are yang sangat pendek maka keamanan menjadi hal yang utama.

Stabilitas
Meskipun Demikian IR tidak bisa menerobos dinding karena akan memantul langit-langit dan dinding, yang mana menopang jaringan single-room. Inframerah tidak mengganggu sinyal elektromagnetik, yang mempromosikan stabilitas dari suatu sistem IR. Suatu peralatan yang menyiarkan IR (dapat disamakan untuk antena RF) akan memancarkan informasi IR carrier ke segala arah sehingga sinyal ini dapat diambil alih oleh client IR terdekat. Transmisi IR point-to-point dapat digunakan di luar ruangan dan memiliki range maksimum sebesar 1 km (sekitar 3280 feet) tetapi range ini mungkin terlalu pendek dengan adanya sinar matahari. Sinar matahari kira-kira adalah 60% dari cahaya infrared, yang mana dapat melemahkan siyal infrared.

Contoh soal dan jawaban
1. Jelaskan 4 standart utama IEEE yang mengatur wireless LAN ?
Jawaban:
802.11
Standar ini berisi semua teknologi transmisi termasul Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), Frquency hoping Spreaf Spectrum (FHSS) dan infrared.Standar ini menguraikan sistem DSS yang hanya beroperasi pada 1 Mbps dan 2Mbps. Jika sistem DSS beroperasi pada kecepatan data lain dengan baik, seperti 1 Mbps, 2Mbps dan 11 Mbps, sistem tersebut masih tetap menjadi sistem yang memenuhi standar. Jika, sistem beroperasi pada kecapatan selain 1 atau 2 Mbps, sungguhpun sistem tersebut adalah 802.11-memenuhi standar karena kemampuannya untuk bekerja pada 1& 2 Mbps.
802.11b
merupakan pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan hingga 5.5 Mb/s atau 11 Mb/s tapi tetap menggunakan frekuensi 2.45 GHz. Dikenal juga dengan IEEE 802.11 HR. Pada prakteknya, kecepatan maksimum yang dapat diraih oleh standar IEEE 802.11b mencapai 5.9 Mb/s pada protokol TCP, dan 7.1 Mb/s pada protokol UDP. Metode transmisi yang digunakannya adalah DSSS.
802.11a
adalah sebuah teknologi jaringan nirkabel yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari standar IEEE 802.11 yang asli, namun bekerja pada bandwidth 5.8 GHz dengan kecepatan maksimum hingga 54 Mb/s. Metode transmisi yang digunakan adalah Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), yang mengizinkan pentransmisian data secara paralel di dalam sub-frekuensi. Penggunaan OFDM memiliki keunggulan resistansi terhadap interferensi dengan gelombang lain, dan tentunya peningkatan throughput. Standar ini selesai diratifikasi pada tahun 1999
802.11g
adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM. 802.11g yang dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mb/s pada pita frekuensi 2,45 GHz, sama seperti halnya IEEE 802.11 biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya.

[+/-] Selengkapnya...

Sejarah Internet Dan jaringan

Pada awalnya Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.

Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 3 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan “ARPANET” baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Daftar Kejadian Penting Dalam Perkembangan Internet

Tahun

Kejadian

1957

Uni Soviet (sekarang Russia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.

1958

Sebagai buntut dari “kekalahan” Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah teknologi komputer.

1962

J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Di tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.

Awal 1960-an

Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.

Pertengahan 1960-an

ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan “Cooperative Networking of Time-sharing Computers“, dengan hanya empat buah host komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.

1965

Istilah “Hypertext” dikeluarkan oleh Ted Nelson.

1968

Jaringan Tymnet dibuat.

1971

Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.

1972

Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network Working Group (INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai “Bapak Internet

1972-1974

Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melalui jaringan dial-up.

1973

ARPANET ke luar Amerika Serikat pada tahun ini, anggota ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.

1974

Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel “A Protocol for Packet Network Interconnection“.

1974

Bolt, Beranet & Newman (BBN), perusahaan kontraktor untuk ARPANET, membuka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telnet, yang merupakan layanan paket data publik pertama.

1977

Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.

1978

Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).

1979

Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Di tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.

Awal 1980-an

Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang terhubung.
Layanan BITNET (Because It’s Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun dibangun pada tahun ini oleh para ilmuwan dan pakar pada bidang ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan lainnya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.

1982

Istilah “Internet” pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai protocol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.

Perkembangan Internet di Indonesia

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio” di akhir tahun 1990 dan awal tahun 1991. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.

Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amateur Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo, berguru pada para senior radio amatir seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian didorong ke arah TCP/IP, teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR-net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.

Di tahun 1986-1987 yang merupakan awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto merupakan pionir di kalangan pelaku radio amatir Indonesia yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan e-mail store and forward yang mengkaitkan banyak “server” BBS amatir radio seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Di awal tahun 1990, komunikasi antara Onno W. Purbo yang waktu itu berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3 dengan rekan-rekan radio amatir di Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-Kanada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan radio amatir. Robby Soebiakto berhasil membangun gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit OSCAR milik radio amatir kemudian melakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih cepat antara Indonesia-Kanada. Pengetahuan secara perlahan ditransfer dan berkembang melalui jaringan radio amatir ini.

RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) merupakan motor dibalik operasional Internet di UI. RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke Internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan terutama digunakan untuk mentransfer e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim juga merupakan pemegang pertama Country Code Top Level Domain (ccTLD) yang dikemudian hari dikenal sebagai IDNIC.

Muhammad Ihsan adalah staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerjasama dengan DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan teknologi packet radio pada band 70cm & 2m. Jaringan tersebut dikenal sebagai JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di BPPT di tahun 1993-1998.

Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway radio paket bekerja pada band 70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.

Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa kepemimpinan Bapak Menteri Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama di Indonesia yang menjawab e-mail sendiri.

Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amateur Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman, Aulia K. Arief, Arman Hazairin di dukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.

Berawal dari teknologi radio paket 1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain. September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting.

[+/-] Selengkapnya...

17 Maret 2009

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA

Memang menyebalkan kalau saat berbicara di telepon seluler untuk urusan penting tiba – tiba hubungan telepon kita terputus dan ketika mau menghubungi lagi sulit mendapatkan saluran. Bagi operator penyelenggara jaringan hal seperti ini harus diwaspadai kalau tidak ingin pelanggannya dengan mudah berpindah ke operator lain. Sedangkan bagi para insinyur telekomunikasi ada baiknya untuk mengetahui mengapa hal ini terjadi apalagi bagi kalangan yang ingin lebih dalam memahami dunia seluler. Permasalahan unjuk kerja pada jaringan yang masih baru, sering dialami oleh operator telekomunikasi seluler baik yang berbasis GSM maupun CDMA.
Kejadian seperti dropcall ketika sedang berbicara, gagal hand off, atau call set up yang lama adalah hal yang biasa ditemui. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kejadian tersebut, baik karena perancangan sisi radio atau perencanaan PN, peramalan trafik yang tidak tepat, perencanaan link budget yang kurang, dan pada ujungnya adalah karena desain jaringan yang tidak optimal. Dalam tulisan ini akan dipaparkan mengenai berbagai hal yang mempengaruhi unjuk kerja jaringan CDMA beserta pemecahannya.

A. Istilah CDMA
Sebelum dibahas lebih lanjut ada beberapa istilah yang akan digunakan dalam analisis yang harus dipahami dulu. Disini digunakan Terminologi Mobile Station (MS) untuk menyatakan terminal secara umum apakah terminal bergerak ataukah tidak. Sedangkan base station kadang sering digunakan untuk menyatakan entitas BTS.
Eb/I0 atau Eb/N0 merupakan perbandingan antara energi tiap bit sinyal informasi terhadap sinyal interferensi atau sinyal derau (noise) yang menyertainya. Pada intinya adalah perbandingan antara kuat sinyal yang dikehendaki terhadap kuat sinyal yang tidak dikehendaki. Makin besar nilai Eb/I0 akan makin memberikan performansi yang lebih baik.
FER (frame error rate) suatu perbandingan antara frame error terhadap frame yang diterima dengan baik. Merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur permasalahan kualitas suara dan cakupan layanan. Nilai FER direpresentasikan dalam prosentase, misalnya 2% artinya hanya 2 frame dari 100 frame yang dikirimkan diperbolehkan mengalami kesalahan. FER pada sistem CDMA yang baik adalah nilainya rendah baik untuk arah BTS ke terminal MS (forward) maupun arah terminal MS ke BTS (reverse).
Cell Coverage atau cakupan mengandung arti suatu area yang masih berada dalam wilayah layanan dari base station sel tersebut. Komunikasi yang menghubungkan baik dalam arah forward maupun reverse harus berada dalam kondisi sama baiknya.
Processing Gain. Ialah perbandingan antara lebar bandwidth sinyal pembawa (W) terhadap sinyal informasi yang dikirimkan dalam hal ini yang digunakan adalah vocoder rate atau rate set (R). Rate set yang digunakan dalam CDMA adalah vocoder 9.6 kbps dan 14.4 kbps. Perbandingan W/R untuk vocoder 9.6 kbps adalah 21.072 dB dan untuk vocoder 14.4 kbps adalah 19.311 dB, dimana W sebesar 1.228 MHz. Processing gainakan mempengaruhi banyak hal dalam sistem CDMA diantaranya adalah cakupan dan kualitas suara.
Mean opinion score (MOS). Ialah representasi kualitas suara yang dilakukan dengan membandingkan antara vocoder satu dengan vocoder lainnya menurut opini pendengar secara rata–rata di dalam ruangan yang bebas interferensi suara dengan perlakuan yang sama, oleh orang yang sama dan dalam kondisi yang sama. Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai satu sampai dengan lima, dimana nilai satu adalah kualitas terburuk dan lima adalah terbaik. Contoh kualitas suara untuk telepon PSTN dengan PCM mempunyai nilai MOS sekitar 4,1.

B. Parameter Performansi Jaringan Seluler
Pada dasarnya unjuk kerja atau performansi sistem seluler baik berbasis sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat beberapa parameter Quality of Service (QoS) jaringan. Operator seluler di negara maju melakukan pengujian unjuk kerja jaringannya secara periodik sebelum mendapatkan komplain layanan dari pelanggan. Berikut ini contoh beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur performansi jaringan di Singapura untuk ketiga operator disana yaitu SingTel Mobile, Starhub Mobile dan M1 Mobile. Parameter ini juga sering disebut sebagai Key Performance Index (KPI).
Call success ratio. Atau rasio keberhasilan panggil didasarkan pada jumlah panggilan sukses terhadap total jumlah panggilan yang dilakukan.
Service coverage. Atau cakupan layanan didasarkan pada kekuatan sinyal dan kemampuan jaringan dapat tetap mempertahankan kuat sinyal sebesar –100dBm atau lebih baik selama periode panggilan terjadi.
Voice Quality. Atau kualitas suara didasarkan pada kemampuan jaringan memberikan tingkat kualitas suara yang dapat diterima dengan baik dengan metode MOS dan merupakan informasi komplemen dari cakupan layanan.
Call Drop-out atau Drop call. Parameter ini didasarkan pada ketidakpastian jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal MS oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap terminal MS.

C. Fenomena dan Analisis Jaringan Radio CDMA
Faktor penyebab keempat QoS di atas saling terkait satu dengan yang lain. Untuk itu dalam menganalisis sistem CDMA tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ada trade-off antara area cakupan, kapasitas sistem dan kualitas suara saling mempengaruhi sehingga ketika salah satu performansi dinaikkan maka dua yang lain akan menurun. Sedangkan pada call success ratio selain dipengaruhi oleh kuat sinyal Eb/I0 pada sisi radio, faktor yang sangat menentukan adalah sisi dimensioning jaringan.

D. Area Cakupan
Terminal MS akan dapat terlayani oleh sistem CDMA bila nilai Eb/I0 yang dia butuhkan cukup. Margin daya dibutuhkan untuk mengatasi adanya perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkan Eb/I0 turun di bawah level yang dipersyaratkan. Eb/I0 yang dibutuhkan pada batas cakupan suatu sel ditentukan oleh sinyal pilot Eb/I0 yang dibutuhkan oleh tiap terminal ditambah dengan margin daya. Rendahnya harga Eb/I0 disebabkan karena sinyal pilot yang diterima oleh MS rendah. Solusinya adalah dengan meningkatkan nilai sinyal daya pada base station atau bila memang redaman yang terjadi sangat tinggi yaitu dengan menambah jumlah sel (base station).
Penggunaan rate set pada sistem juga akan mempengaruhi luas cakupan yang bisa dilayani. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa rate set yang digunakan akan menentukan processing gain yang akhirnya mempengaruhi penerimaan Eb/I0 di sisi terminal MS. Perbedaan processing gain antara rate set 9.6 kbps dengan rate set 14.4 kbps sangatlah signifikan, dimana sistem yang menggunakan rate set 9.6 kbps sekitar 1.76 dB lebih baik. Bisa jadi suatu tempat atau lokasi yang semula ketika sistem menggunakan rate set 9.6 kbps mendapatkan layanan maka ketika diganti dengan rate set 14.4 kbps kemungkinan akan tidak terlayani. Sebagai informasi saja TELKOMFlexi menggunakan kedua rate set ini di dalam jaringannya.
Sel pada sistem CDMA mempunyai karakteristik berkerut (mengecil) ketika beban mendekati ambang beban maksimum yang bisa dilayani oleh transmiter sel. Hal ini menyebabkan pelanggan yang berada di perbatasan cakupan yang mulai mengkerut akan tidak mendapatkan layanan ketika terjadi pengkerutan. Untuk itu pelanggan tersebut harus dilimpahkan ke sel tetangga yang sedang mempunyai beban lebih ringan. Orang mengatakan soft capacity untuk hal yang dialami oleh sistem CDMA ini. Gambar 1. menunjukkan perubahan cakupan layanan karena fenomena pengerutan sel.

E. Kualitas Suara
Kualitas suara yang diterima oleh pelanggan dipengaruhi oleh vocoder set yang digunakan dan FER yang terjadi di jaringan. Vocoder 14.4 kbps digunakan untuk mendapakan kualitas suara yang lebih tinggi. Namun kualitas suara ini akan menurun kalau nilai FER meningkat. Sebagai contoh sistem CDMA yang menggunakan vocoder 14.4 kbps dan FER 1% mempunyai nilai MOS 3.94, dan ketika FER turun menjadi 2% maka nilai MOS 3.89.
Bila nilai FER dibuat tetap sedang jenis vocoder diubah, maka akan ada perbedaan kualitas suara antara sistem vocoder 9.6 kbps dan vocoder 14.4 kbps. Kualitas suara pada vocoder 9.6 kbps pada FER 1% secara kasar ekivalen dengan vocoder 14.4 kbps pada FER 3%. Dengan demikian vocoder 14.4 kbps memberikan kualitas suara yang lebih baik daripada vocoder 9.6 kbps pada nilai FER yang sama. Untuk mendapatkan suatu kualitas suara yang sama, sistem vocoder 9.6 kbps membutuhkan Eb/I0 yang lebih tinggi dibanding sistem 14.4 kbps. Gambar 2. menunjukkan hubungan antara MOS dan FER. Sebagai catatan kurva di sini hanya sebagai ilustrasi saja.

F. Kapasitas Sistem
Kapasitas pelanggan yang dapat dilayani oleh satu frekuensi pembawa sistem CDMA dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti coding rate yang digunakan, level Eb/I0 yang dibutuhkan tiap MS dan interferensi dari sel lain bila dalam sistem tersebut terdapat multiple sel. Secara umum kapasitas pelanggan dalam sistem CDMA dituliskan sebagai berikut:
N = ((W/R) x Gs x Gv)/((Eb/I0)(1+f)) dimana:
W : bandwidth frekuensi pembawa sistem CDMA besarnya 1,228 MHz
R : rate dari vocoder, 9.6 kbps atau 14.4 kbps
Eb : energi per bit
Io : kerapatan daya spektral interferensi
Gs : gain dari sektorisasi antena
Gv : gain dari aktivitas suara
‘f’ : prosentase interferensi dari sel lain.
Vocoder Rate (R) yang digunakan mempengaruhi kapasitas jumlah pelanggan, dimana makin kecil coding rate yang digunakan makin besar kapasitas pelanggan yang bisa dilayani. Sistem yang menggunakan coding rate 9.6 kbps akan mempunyai kapasitas pelanggan lebih besar dibanding sistem yang menggunakan coding rate 14.4 kbps. Sedangkan Eb/I0 berpengaruh pada kapasitas dimana makin kecil Eb/I0 akan memberikan kapasitas pelanggan yang makin besar. Nilai Eb/I0 akan dipengaruhi oleh kekuatan sinyal yang diterima pelanggan dan interferensi yang terjadi di sistem baik oleh internal maupun eksternal sistem. Misal di pita frekuensi 1900 MHz, sistem CDMA mempunyai frekuensi kerja yang sama dengan sistem DECT. Bila sistem CDMA berada di lokasi yang sama dengan lokasi sistem DECT maka noise floor pada sistem CDMA akan naik sehingga nilai Eb/I0 naik.
Perbedaan sistem CDMA IS-95 dengan CDMA 2000 1x, salah satunya adalah penggunaan pilot pada kanal reverse di CDMA 2000 1x. Kanal pilot pada reverse ini memberikan kemudahan bagi terminal MS untuk mengolah coding dan mengukur sinyal dari base station sehingga menurunkan nilai Eb/I0. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan mengapa sistem CDMA 2000 1x mempunyai kapasitas hampir dua kali lipat dibanding kapasitas sistem CDMA IS-95. Namun bila ada beberapa terminal IS-95A yang beroperasi di jaringan CDMA 2000 1x, maka kapasitas CDMA 2000 1x tidak akan dicapai dengan optimal karena terminal ini akan menaikkan Eb/I0.

G. Optimalisasi Jaringan
Performansi jaringan di lapangan akan terpengaruh oleh perubahan pembebanan. Bisa jadi pada sebelum jam 8.00 pagi dimana beban jaringan masih ringan, performansi bagus dan ketika jam 17.00 sore dimana trafik tinggi, performansi jaringan menjadi buruk. Aturan tangan kanan berlaku yaitu jaringan yang memberikan unjuk kerja buruk pada kondisi beban ringan maka akan lebih buruk pada kondisi beban puncak.

H. Sinyal Pilot
Suatu MS membutuhkan Eb/I0 yang cukup untuk dapat masuk ke dalam cakupan layanan suatu sel. Untuk itu agar semua MS yang berada dalam cakupan layanan dapat terlayani maka sinyal Eb/I0 harus dinaikkan bila rendah yaitu dengan menaikkan daya pancar base station. Namun bila redaman yang terjadi tidak dapat diatasi solusinya adalah dengan menambah base station.


I. Interferensi dan Solusinya
Interferensi pada arah forward link ditunjukkan dengan tingginya nilai FER karena nilai Eb/I0 rendah disertai dengan tingginya daya yang diterima oleh terminal MS. Terminal menerima daya yang tinggi disebabkan karena ia mengukur total sinyal yang ada pada seluruh pita sinyal pembawa, sehingga tingginya daya dan FER pada MS mengindikasikan banyaknya interferensi pada arah base station ke MS.
Setidaknya ada empat macam interferensi yang berpengaruh pada sistem CDMA. Pertama interferensi karena pengaruh kanal trafik arah forward dari BTS itu sendiri (home base station). Interferensi ini disebabkan karena semua kanal trafik dari base station dikirimkan ke terminal MS. Pemecahannya adalah dengan membatasi kanal trafik yang bisa digunakan oleh sel tersebut. Di sinilah perancang jaringan CDMA harus memperhatikan proyeksi pelanggan yang bisa mengakses atau dilayani oleh suatu base station pada kondisi puncak sehingga dapat dihindari terjadinya interferensi.
Interferensi arah base station ke MS yang kedua adalah interferensi yang disebabkan oleh transmisi daya overhead yang berlebihan dari base station tetangga (neighbour BTS). Orang juga sering menyebutnya sebagai pilot polution, karena di lapangan sinyal pilot adalah sinyal paling tinggi dibandingkan sinyal overhead lainnya. Solusinya adalah dengan mengurangi sinyal overhead ini dengan pengaturan kembali daya pancar terutama untuk kanal overhead dari BTS yang berdekatan.
Interferensi arah base station ke MS yang ketiga adalah interferensi yang disebabkan oleh transmisi kanal trafik dari base station lain. Sinyal interferensi ini merupakan jumlah dari total daya sinyal pada kanal trafik dari base station lain ke terminal MS di sel lain. Pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan mengatur kembali orientasi antena tentunya dengan tidak mempengaruhi cakupan dari sel tetangga tersebut.
Interferensi terakhir yang terjadi pada arah base station ke MS adalah interferensi yang berasal dari sinyal non-CDMA. Sistem lain tersebut berada di pita frekuensi sistem CDMA yang digunakan. Contoh kasus pada interferensi ini adalah adanya sistem DECT yang kebetulan mempunyai frekuensi kerjas sama dengan sistem CDMA di pita 1900 MHz. Bila kedua sistem berada di lokasi dan frekuensi yang sama maka kedua sistem tersebut akan saling menurunkan performansi.
Sedangkan buruknya cakupan reverse-link ditunjukkan dengan tingginya nilai FER arah reverse-link karena rendahnya nilai Eb/I0 dan tingginya daya yang diterima terminal MS. Hal ini disebabkan karena power control terus menerus mencoba untuk mendekati reverse-link yang dikehendaki dengan cara menambah daya pancar base station. Ada tiga sumber yang menyebabkan interferensi reverse-link. Interferensi tersebut adalah karena transmisi kanal trafik oleh pelanggan lain dalam satu sel yang sama, interferensi karena kanal trafik oleh pelanggan lain dari sel yang lain, dan terakhir interferensi karena sinyal non CDMA. Solusinya hampir sama untuk mengatasi permasalahan interferensi pada arah forward.

J. Alokasi PN Offset
Tidak seperti dalam sistem GSM dimana pembedaan antara suatu sel dengan sel yang lainnya ditentukan oleh frekuensi pembawa yang digunakan. Dalam sistem CDMA perbedaan antara suatu sel dengan sel lainnya terletak pada PN offset. Jika pengalokasian PN offset ini tidak tepat maka akan mengakibatkan ambiguitas identifikasi sel yang melayani suatu terminal MS. PN offset harus dibuat sedemikian rupa sehingga sel – sel yang berdekatan tidak saling mengganggu.
Indeks PN offset yang tersedia dalam sistem CDMA adalah 512 nilai unik. Antara indeks PN offset satu dengan yang lainnya berbeda 64 chip, sehingga total periodenya adalah 32768 chip. Satu chip itu sendiri berharga sekitar 0.814 mikrodetik. Ketika suatu sinyal pilot bergerak dari suatu sel ke arah MS maka akan terjadi tunda. Minimum tunda antara satu offset dengan offset lainnya yang diperbolehkan adalah 64 chip = 4.09 x d (kilometer). Sehingga dihasilkan interfal satu indeks PN offset adalah sekitar 15.6 km.
Jika sinyal dari dua sel yang kebetulan mempunyai PN offset yang berdekatan mengalami tunda propagasi ke suatu MS maka akan terjadi ambiguitas deteksi PN offset. MS akan kesulitan melakukan akuisisi sistem karena tidak tahu sel mana yang sedang aktif melayaninya. Pada gambar dibawah digambarkan bahwa dua sinyal pilot dari dua sel yang mempunyai indeks PN offset yang berdekatan diterima oleh MS dalam interval 64 chip. Sistem penerima di MS akan bingung untuk menentukan mana sel yang berfungsi sebagai sel aktif dan mana sel kandidat. Ketika sinyal yang berasal dari sel aktif dianggap sebagai sel kandidat atau sel neighbour maka perintah handoff pun tidak bisa dilakukan akibatnya ketika dalam kondisi panggilan (busy) akan terjadi drop call.

K. Optimalisasi PN offset
Operator CDMA baru yang tidak pernah punya pengalaman sebelumnya, biasanya terjebak pada paradigma jaringan seluler berbasis GSM. Atau juga karena kampanye bahwa CDMA tidak memerlukan perancangan radio maka tanpa memikirkan alokasi PN offset, main pasang base station tanpa memperhatikan dampaknya. Memang dalam sistem CDMA tidak memerlukan perancangan radio tetapi memerlukan perancangan alokasi PN offset untuk tiap selnya agar tidak terjadi pilot polution. Bila hal itu telah terjadi apa yang harus dilakukan operator tersebut? Jawabannya adalah dengan merencanakan ulang re-use PN offset oleh sel – sel yang ada pada jaringan tersebut. Gol akhir dari usaha ini adalah membuat PN offset yang sama atau berdekatan tidak saling mempengaruhi antar sel tersebut dengan mengatur jaraknya.

L. Kesimpulan
Perancangan radio dalam sistem telekomunikasi berbasis seluler seperti CDMA tidak sekali jadi dan setelah itu operator tidak melakukan sesuatu apapun lagi. Namun perancangan tersebut bersifat continous improvement dimana ada usaha terus menerus untuk memonitor dan melakukan perbaikan karena performansi jaringan selalu berubah, baik oleh perubahan kondisi alam, perilaku pembebanan trafik ataupun karena perubahan di dalam jaringan itu sendiri.


Referensi
1. Website www.reteumts.com/page_4.htm tentang cell breathing, 2003.
2. Ketchum, J., M. Wallace, and R. Walton, “CDMA Network Deployment of 8 Kbps and 13 Kbps Voice Services,” Proc. Of International Conf. On UPC, IEEE, 1996.
3. Dong Seung Kwon, “Rapporteur’s report for Study Question 3.1 Planning, Implementation and Operation for CDMA Technology and WLL System Implementation aspects”, ETRI, Korea, September 07, 2003.
4. IDA Cellular Network Performance Measurement System Second report, Singapore, July 2000.
Hazim Ahmadi, penulis bergabung dengan R & D Center PT TELKOM sejak tahun 1996. Bekerja di Laboratorium Wireless Access, untuk menangani teknologi yang berkaitan dengan seluler, seperti GSM dan CDMA. Beberapa pekerjaan yang sedang ditangani diantaranya adalah masalah interferensi pada CDMA dengan DECT, penggunaan SIM card (RUIM) pada CDMA, ISMSC untuk crossnetwork sms, dan kajian terminal CDMA. Terlibat aktif dalam organisasi PHS Mou Group, CDMA Development Group, IEEE dan Mobile Comm International magazine. Publikasi terakhir dipresentasikan pada Seminar International Mobile Data Services, di Seoul, Korea Selatan pada Agustus 2003, membawakan paper tentang CDMA network data optimization.

[+/-] Selengkapnya...

Internet Lewat Cable Modem

Teknologi cable modem memungkinkan akses cepat internet 24 jam. Kecepatannya bisa melebihi koneksi T1 yang hanya 1.5 Megabit per detik, dan tidak membutuhkan saluran telepon karena transmisi dilakukan melalui saluran kabel yang digunakan untuk meneruskan siaran televisi.
Daftar Isi
1. Pengenalan
• 1.1. Cable TV
• 1.2. Cable Modem
• 1.3. Jaringan Internet
2. Perbandingan
• 2.1. Cable Modem vs. Telephone Modem
• 2.2. Cable Modem vs. DSL
• 2.3. Perbandingan Harga
3. Keuntungan dan Kerugian
• 3.1. Keuntungan
• 3.2. Kerugian dan Solusinya
4. Sumber Informasi Lain

. Pengenalan
1.1. Cable TV
Cable TV berasal dari Pennsylvania, USA, sekitar akhir 1940-an. Seorang pemilik toko perabotan di sebuah kota kecil di lembah pegunungan tidak puas akan kualitas sinyal televisi yang diterimanya, hal ini disebabkan karena sinyal sulit masuk ke lembah. Beliau memasang antena besar di puncak gunung, kemudian menarik kabel twin lead antenna ke tokonya. Dan siaran televisi dapat dinikmati oleh kota tersebut, penjualan televisi meningkat pesat. Beliau memperbaiki kualitas tangkapan sinyal dengan menggunakan kabel coaxial dan beberapa amplifier (boosters). Ide ini kemudian dengan cepat tersebar luas, dan digunakan hampir di seluruh pelosok Amerika, dan kini hampir di seluruh dunia.
Sejak 1970-an sudah dimulai pengembangan teknologi digital melalui jaringan kabel. Kini sebagian besar jaringan televisi kabel di benua Amerika Utara sudah menggunakan kombinasi kabel coaxial dan fibre optic yang umumnya disebut HFC (Hybrid Fibre-Coaxial). HFC memungkinkan kapasitas channel yang lebih banyak dan transmisi dua arah. Kemampuan inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk penggunaan cable modem.
1.2. Cable Modem
Modem sebetulnya adalah singkatan dari Modulator-Demodulator. Modulate adalah proses penerjemahan data dari digital ke analog sehingga bisa ditransmisikan. Demodulate adalah sebaliknya, proses menerjemahkan dari analog ke digital. Walaupun demikian, cable modem sebetulnya cara bekerjanya lebih menyerupai Network Interface yang digunakan untuk Local Area Network (LAN).
Modem walaupun hanya memiliki kecepatan sekitar 50 Kilobit per detik, bisa dikatakan tidak dipengaruhi oleh jarak. Lain halnya dengan Ethernet yang memiliki kecepatan 10 atau 100 Megabit per detik tetapi hanya bisa dalam jarak maksimum kurang lebih 1 km. Cable modem berada di tengah-tengah. Kecepatannya berkisar antara 3 hingga 56 Megabit per detik, dan bisa bekerja dalam jarak 100 km atau bahkan lebih.
Seperti diilustrasikan dalam diagram di samping, sinyal dari cable tv dipisahkan menjadi dua, satu untuk sinyal televisi dan satu lagi khusus untuk data. Kedua sinyal tersebut tidak akan mencampuri satu sama lainnya.
Isi Cable Modem
Walaupun isi cable modem berbeda-beda, pada dasarnya sekarang isinya seperti diilustrasikan di diagram berikut.
• Tuner: yang menguhubungkan langsung ke saluran CATV, umumnya menggunakan diplexer sehingga memungkinkan transmisi masuk dan keluar melalui tuner yang sama. Tuner ini harus berkualitas cukup baik untuk menerima sinyal QAM digital yang termodulasi.
• Demodulator: sinyal IF yang masuk diterima oleh demodulator yang biasanya terdiri dari penerjemah Analog->Digital, QAM-64/256 demodulator, MPEG frame synchronization, dan Reed Solomon error correction.
• Burst modulator: mengirim sinyal keluar melewati tuner, melakukan encoding Reed Solomon, modulasi QPSK/QAM-16 dari frekuensi tertentu, dan penerjemah Digital->Analog.
• MAC: Media Access Control, bertugas untuk melakukan ranging yang sangat mirip dengan protokol satelit.
• Interface: bisa Ethernet, PCI Bus, USB, atau yang lainnya.
Kecepatan data downstream (yang masuk) rata-rata berkisar antara 4-56 Megabit per detik. Sedangkan kecepatan upstream (yang keluar) berkisar antara 256 Kilobit hingga 3 Megabit per detik. Catatan: satu byte sama dengan delapan bit.
Berikut ini perbandingan kecepatan download sebuah file berukuran 10 Megabyte dalam kondisi internet ideal:
KECEPATAN/JENIS MODEM WAKTU TRANSFER
14400 bps telephone modem 1,5 jam
28800 bps telephone modem 46 menit
56000 bps telephone modem 24 menit
128000 bps ISDN modem 10 menit
1,54 Mbps koneksi T1 52 detik
4 Mbps cable modem 20 detik
10 Mbps cable modem 8 detik
Catatan: M = mega, bps = bit per second, 1 byte = 8 bit
Kecepatan transfer data banyak dipengaruhi oleh:
• Kecepatan komputer anda
• Perangkat keras dan lunak yang mengatur alur data antara jaringan dan internet
• Kepadatan lalu-lintas internet yang melalui backbone internet dari penyedia jasa internet
• Kemampuan dan kecepatan dari server di mana anda meminta/mengkases data
• Jumlah pengguna yang mengakses suatu server pada saat yang bersamaan
Pada umumnya cable modem tidak membutuhkan software khusus dari sisi pelanggan. Selama Operating System yang digunakan bisa mengenali dan menggunakan Network Interface Card seperti layaknya jaringan lokal, maka seharusnya tidak ada masalah.
Hingga artikel ini ditulis, belum ada standar internasional untuk cable modem. Di US digunakan standar MCNS, sedangkan di Eropa digunakan standar DVB/DAVIC, dan ada lagi IEEE 802.14 yang masih gagal pada ronde pertama untuk membuat standar, tapi sedang berusaha membuat standar untuk sistem cable modem generasi ketiga.
1.3. Jaringan Internet
Topologi jaringan cable modem menyerupai bentuk tree yang memiliki induk bercabang-cabang.
• a: cable modem dari sisi penyedia jasa CATV
• b: cable modem dari sisi pelanggan
Penyedia jasa televisi kabel yang harus menyediakan jasa internet dengan menghubungkan diri dengan penyedia jasa backbone internet yang lebih besar. Idealnya menggunakan koneksi OC-3 (155 Megabit per detik) atau bahkan multiple redundant OC-3 untuk mencukupi kebutuhan bandwidth dari banyak pelanggan.
Pelanggan akan seperti berada di dalam jaringan lokal (LAN) yang sangat luas, di mana jaringan lokal ini terhubung dengan internet. Karena itu masalah keamanan jaringan juga menjadi sangat penting, komputer pelanggan yang berada dalam jaringan bisa diakses dari dunia luar (internet) maupun dari dalam jaringan lokal itu sendiri (tetangga). Karena tidak menutup kemungkinan bahwa komputer pelanggan tersebut berlaku sebagai server, maka penjagaan keamanan komputer juga harus diperlakukan layaknya sebuah server, terutama jika pelanggan memang "membuka" komputernya untuk dijadikan web/FTP server pribadi, misalnya. Tapi harap diingat bahwa kecepatan transfer data tidak simetris, upstream jauh lebih kecil daripada downstream, jadi tidaklah efektif jika tujuan utama seseorang berlangganan adalah untuk membuka web server dengan load yang tinggi (untuk load sangat minimum mungkin masih memadai).


2. Perbandingan
Perbandingan ini dilakukan oleh penulis berdasarkan harga yang berlaku pada umumnya di kota tempat tinggal penulis yaitu Winnipeg, Manitoba, Canada.
2.1. Cable Modem vs. Telephone Modem
Melihat sejarah cable modem, bisa dikatakan bahwa sasaran utamanya adalah rumah tangga. Di benua Amerika Utara, lebih dari 50% rumah tangga memiliki atau berlangganan televisi kabel. Maka tidak heran jika cable modem adalah alternatif utama pengganti telephone modem yang sudah mulai terasa lambat, hampir tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan internet masa kini yang sudah semakin penuh dengan grafik dan multimedia yang ukurannya tidak tanggung-tanggung.
Seperti tertulis di tabel perbandingan antara kecepatan download beberapa jenis koneksi, untuk mendownload file berukuran 10 MB memakan waktu 24 menit, sedangkan dengan cable modem berkecepatan 4mbps file yang sama bisa diambil dalam waktu sekitar 20 detik. Dari segi kecepatan download, tampak jelas sekali perbedaannya (56000 vs. 4 Megabit per detik). Untuk kecepatan upload tidak sejauh itu perbedaannya, namun demikian perbedaannya masih tetap besar, karena untuk telephone modem maksimal 33600 bit per detik dibandingkan dengan cable modem sekitar 256 Kilobit per detik.
Seperti anda perhatikan dari tabel di atas, memang untuk biaya instalasi pertama cable modem lebih mahal daripada telephone modem, tetapi untuk jangka panjang, cable modem adalah alternatif yang tidak terlalu berbeda jauh biayanya dengan telephone modem tetapi jauh lebih cepat, terhubung 24 jam, dan tidak membutuhkan line telepon.
2.2. Cable Modem vs. DSL
DSL adalah kependekan dari Digital Subcriber Line. DSL adalah pesaing utama cable modem untuk saat ini. Ditinjau dari segi kecepatan dan biaya tidak berbeda jauh dengan cable modem. Di Winnipeg, tempat penulis berada, setahu penulis baru tersedia ADSL (Asymmetric DSL), itu pun hanya untuk daerah-daerah tertentu yang jaringan kabel teleponnya sudah diupgrade atau memiliki enhancement tertentu.
ADSL tidak membutuhkan saluran telepon kedua, anda bisa menelepon teman pada saat yang bersamaan juga terkoneksi ke internet, melalui satu saluran telepon yang sama. Hal ini dimungkinkan karena sistemnya bisa membedakan antara transmisi data dengan frekuensi tinggi dan transmisi suara pada frekuensi rendah.
Sistem ini masih membutuhkan penyedia jasa internet sendiri, dan pada umumnya ada kerja sama khusus antara penyedia jaringan telepon dan penyedia jasa internet. Saat artikel ini ditulis, pelanggan harus membayar iuran baik ke penyedia jasa internet maupun ke penyedia jasa telepon untuk berlangganan ADSL.
Kecepatan ADSL tidak terlalu jauh berbeda dengan cable modem, di mana kecepatan downstream (data masuk) maksimum 1,5 Megabit per detik, dan kecepatan upstream (data keluar) berkisar antara 64 Kilobit per detik. Namun para pembuat teknologi ADSL mempunyai rencana untuk mengembangkan modem dengan kecepatan 52 Megabit per detik, kurang lebih 50 kali lebih baik dari apa yang ada sekarang.
2.3. Perbandingan Harga
Sekarang mari kita tinjau dari segi biaya.
Biaya yang hanya dibayar sekali:
Keterangan Telephone Modem ADSL Cable Modem
Modem 56k/v.90 $50-$120 $0 $0
Ethernet/NIC $0 $25-$150 $25-$150
Upgrade saluran telepon $0 $100 $0
Pemasangan $0 $30-$50 $60-$100
TOTAL $50-$120 $155-$300 $85-$250
Biaya bulanan:
Keterangan Telephone Modem ADSL Cable Modem
Iuran ISP $15-$25 $20-$251) $40-$602)
Sewa modem $0 $20-$25 $02)
Iuran telephone $20-$30 $25-$55 $0
TOTAL $35-$55 $65-$105 $40-$60
Catatan:
• 1) transfer tidak dibatasi, satu email tambahan, dan static IP address.
• 2)Iuran ISP untuk cable modem sudah termasuk biaya sewa cable modem, umumnya lebih dari satu (tiga hingga lima) account email POP3, dua hingga lima MB personal web space di server ISP. Sedangkan untuk telephone modem adalah account dial-up unlimited dan umumnya hanya satu account email POP3.
• Biaya berdasarkan servis residensial (rumah tangga), untuk servis bisnis, biasanya lebih mahal.
• Iuran telepon lokal di Winnipeg (dan di kota-kota besar di benua Amerika Utara pada umumnya) adalah flat rate, artinya TIDAK diukur berdasarkan pemakaian (pulsa maupun waktu), tetapi pelanggan hanya membayar iuran tetap bulanan saja.
3. Keuntungan dan Kerugian
3.1. Keuntungan
Keuntungan dari akses internet lewat cable modem juga meliputi semua keuntungan koneksi internet dengan menggunakan telephone modem yang umum digunakan saat ini untuk rumah tangga, namun tidak lagi dibutuhkan saluran telepon untuk internet, sehingga saluran telepon tidak selalu sibuk, ditambah lagi dengan kecepatannya yang tinggi, dan waktu koneksi yang tidak dibatasi. Namun hal yang terakhir ini bisa juga merupakan kerugian jika ditinjau dari sisi lain, hal ini akan kita bahas kemudian.
Satu lagi keuntungan yang agak menonjol dari cable modem adalah bahwa satu cable modem bisa dipakai bersama-sama oleh beberapa komputer sekaligus, misalnya jika anda mempunyai lebih dari satu komputer di rumah yang terhubung dengan jaringan lokal kecil-kecilan, maka seluruh jaringan tersebut bisa menikmati internet juga. Hal ini biasanya dilakukan dengan memasang sebuah Hub ke cable modemnya, kemudian komputer-komputernya dihubungkan ke Hub tersebut. Tentu saja anda bisa juga melakukan hal ini dengan telephone modem biasa, tetapi ukuran bandwidthnya jauh lebih kecil daripada cable modem, sehingga tidak efektif karena hanya sedikit data yang bisa lewat dalam satu saat, apalagi jika komputernya cukup banyak.
Selain digunakan di rumah tangga, tentu saja cable modem memiliki peluang besar untuk digunakan di area lain, misalnya bisnis. Kantor-kantor yang masih menggunakan ISDN atau teknologi lain yang sekelas dengan cable modem tetapi lebih mahal, akan sangat senang jika ada solusi cable modem dengan harga yang lebih murah.
Penulis mempunyai pendapat bahwa negara yang cerdik dan akan maju adalah negara yang menanam investasi besar untuk sektor pendidikan. Contoh penggunaan cable modem di institusi pendidikan dan penelitian adalah perpustakaan virtual, di mana semua buku disalin ke dalam format digital, mungkin dalam bentuk CD-ROM, atau database yang sangat besar, kemudian bisa diakses dari mana saja melalui cable modem, proses penelitian dan belajar bisa lebih cepat, karena mudahnya mendapatkan informasi. Pengguna bisa melakukan pencarian terhadap subjek tertentu dari semua buku yang ada, bahkan bisa mencari suatu kata/frase tertentu. Yang lebih penting lagi, informasi ini bisa disebarluaskan dengan mudah dengan adanya cable modem ini, bayangkan jika perpustakaan virtual ini bisa dijangkau dari seluruh pelosok nusantara, ditambah lagi dengan banyaknya informasi lain yang bisa digali dari internet.
3.2. Kerugian dan solusinya
Apabila anda tidak ingin seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak, untuk mengakses internet tanpa pengawasan (atau di luar jam-jam yang ditentukan), ini adalah hal yang patut dipertimbangkan.
Masalah ini tidak terlalu sulit dipecahkan jika anda menggunakan Operating System yang menggunakan konsep multi-user, seperti misalnya Linux, di mana anda bisa membuat beberapa user (mungkin sejumlah anggota keluarga anda), yang masing-masing diberi hak berlainan. Namun tentunya pengguna Operating System seperti itu belum banyak untuk rumah tangga yang pada umumnya menggunakan Operating System Windows atau Macintosh.
Solusi lainnya mungkin tidak seefektif jika anda menggunakan OS multi-user, tetapi biasanya dilakukan melalui pembatasan dari program pengakses internet, contohnya web browser (misalnya Netscape atau Internet Explorer) dan program percakapan (misalnya mIRC), yaitu dengan memasang password, yang hanya diketahui oleh anda, untuk menjalankannya, maka setiap anggota keluarga lain akan menggunakan internet, harus dengan ijin anda. Sepengetahuan penulis ada beberapa program shareware yang memang bertujuan untuk memasang password untuk menjalankan program-program tertentu. Program-program shareware bisa dicari di Download.com.
Kekurangan lain dari cable modem adalah kecepatan upstream (data keluar) yang tidak sebanding dengan kecepatan downstream (data masuk), hal ini membuat cable modem kurang sesuai jika dijadikan pilihan utama untuk membuka server, misalnya web atau FTP server. Jika anda benar-benar membutuhkan koneksi yang memadai untuk server, maka Anda sepertinya membutuhkan koneksi T1 atau yang lebih baik.

[+/-] Selengkapnya...

Kumpul-Kumpul

Blog Indonesia

blog-indonesia.com
 

My Friends

© 2009 Fresh Template | Edited By RIYANTO. Powered by Blogger.com.

Fresh Template by NdyTeeN