11 Agustus 2009

Antara sahabat, karir dan Cinta

Kisah ini berawal saat aku duduk di bangku kuliah dimana aku harus meninggalkan desa kelahiranku, disana pula aku dibesarkan dan menjalani masa kanak-kanak. Aku merantau menuntut ilmu di negeri orang ditanah rantau yang lumayan jauh. Kini umurku telah genap 23 tahun aku masih belum juga puas untuk mengenyam pendidikan yang terbilang cukup menguras banyak waktu. Dalam pendidikan SMAku dulu aku pernah mendengar dari seorang guru berkata bahwa ilmu didunia ini sangatlah banyak ibarat air di samudra nan melimpah sedangkan bila kita celupkan jari kita kedalamnya dan kita angkat, yang masih menempel di jari kita itulah ilmu yang kita peroleh di dunia ini, bila umurku masih muda seperti sekarang berapa kira-kira yang lekat dalam jariku, mungkinkah ada setengah dari jariku, aku sendiri tidak dapat mengukur seberapa banyak ilmu yang telah kau peroleh.

Namun sebagai manusia makhluk Allah aku hanya bisa ikhtiar dan berdoa semoga tuhan memberikan ilmu Sebagai bekal kehidupanku kelak. Kini aku masih dalam study S1 elektronika telekomunikasi di universitas negeri di provinsiku. Aku telah berada di smester 8 namun nilaiku yang tergolong pas-pasan dan belum mencukupi untuk menggarap tugas akhir ini yang menjadi pertimbanganku agar keluar dari bangku kuliah nanti aku sudah dapat mandiri dan mudah dalam mencari pekerjaan serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Nilai sekarang berpengaruh sekali terhadap tingkat penerimaan tenaga kerja, walau dalam dunia kerja tetap ada tes namun dengan nilai yang pas-pasan juga akan menjadi pertimbangan bagi perusahaan atau instansi pemerintah.

Dalam kehidupanku selalu saja banyak rintangan termasuk didalamnya sahabat-sahabat terbaikku semua seakan menyudutkanku, itu mungkin kesalahanku juga yang terlalu sensitif untuk hal-yang bernada menyinggung, dan menjelek-jelekan orang dihadapanku. Masa sekarang identik dengan masa-masa si raja hutan, siapa kuat dia yang akan menang dan berjaya, siapa yang memiliki banyak massa dia yang akan tenar. Sehingga meninggalkan apa yang menjadi sifat alamiah manusia yaitu saling mengasihi. Hidup ini memang benar penuh dengan problema, itu memang harus dilalui ibarat ingin pulang ke kampung sedang jalan yang mau dilalui Cuma satu dan satu itupun banyak terdapat lubang dan sering banjir bila musim hujan, tapi karena kita memiliki tekad yang kuat untuk sampai di kampung yang akan kita tuju maka rintangan itu akan sangat mudah dan enteng buat kita lalui. Rintangan terasa berat karena kita belum melewatinya atau masih di depanya, kalau kita sudah dapat melewatinya sekali maka untuk yang kedua kalinya kita bisa mengambil pelajaran dari rintangan yang pertama.

Empat tahun sudah aku merantau mencari ilmu, dengan berbekal katrok, ndeso dan kepolosan aku coba untuk mencari suasana baru mendapatkan apa yang aku idam-idamkan selama ini, menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan telekomunikasi, impian itu ibarat aku ingin pergi ke bulan namun takpunya pesawat dan roket. dengan kepolosan juga aku mencoba menggali ilmu yang belum aku dapatkan aku terus berusaha terus menerus untuk menggapai impian dan cita-citaku. Di tengah pendidikanku aku kenal dengan banyak gadis, dari yang beromisili di kota tempatku merantau sampai ke kota-kota lain yang sama juga merantau. Aku telah beberapa kali menjalin hubungan spesial dengan beberapa gadis, namun dalam hatiku masih belum mantap untuk menjatuhkan pilihan pada gadis idaman, mungking juga itu pengaruh studyku yang masih di tengah jalan dan belum tuntas, banyak juga kawan-kawanku yang telah dengan pasti menjatuhkan pilihan hatinya kepada seorang gadis, namun aku tak seperti kawan-kawanku yang lain. Pengaruh usiaku yang tergolong masih muda dan ingin merasakan penjajakan dan akan menjatuhkan pilihan kepada gadis yang saya anggap telah pantas mendampingi hidupku, tidak hanya itu dia juga bisa sayang terhadap kedua orangtuaku. Memang itu harapanku yang besar agar aku tidak menyesal memilih gadis pujaan.

Dalam kehidupan karirku selalu di awang-awang aku pernah bekerja di sebuah warung internet (WARNET) di dekat rumah yang aku tinggali selama merantau, dari warung internet juga aku banyak mendapat kawan-kawan baru, ilmu baru tentang komputer dan jaringan (LAN) Local Area Network dan hanya sebatas tau namun kurang mendalami. Aku juga telah membuat sebuah personal web untuk mediaku bercuap-cuap di dunia maya. Meniti karir memang dibutukan relasi atau kenalan, aku bekerja di warung interet (WARNET) juga atas rekomendasi dari teman studyku.

Suatu pilhan yang berat memang bila kita memilih antara sahabat, karir dan cinta, sahabat sama artinya dengan relasi yang kelak bila kita sudah lulus study dan membutuhkan bantuan sahabatlah yang akan membantu mengarahkan bahkan mempromosikan kita untuk mencari kerja. Sinkronisasi antara ketiganya memang harus seimbang bila kita meninggalkan salah satu diantara ketiga pilihan tersebut itu berarti kita telah mengambil keputusan untuk tidak sukses di kemudian hari. Akhirnya penulis hanya bisa berusaha dan berusaha untuk tetap menjaga ketiga item tersebut untuk tetap seimbang dalam menggapai cita-cita dimasa mendatang.

Baca Juga:



Komentar :

ada 0 komentar ke “Antara sahabat, karir dan Cinta”

Posting Komentar

Kumpul-Kumpul

Blog Indonesia

blog-indonesia.com
 

© 2009 Fresh Template | Edited By RIYANTO. Powered by Blogger.com.

Fresh Template by NdyTeeN